Pemprov Sumsel Gelar Rapat Persiapan Sambut HUT RI ke 80

Palembang,- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Selatan (Sumsel) dalam hal ini Gubernur Sumsel H Herman Deru dan Wakil Gubernur (Wagub) Sumsel H Cik Ujang yang diwakili oleh Asisten III Bidang Administrasi dan Umum Sekretariat Daerah (Setda) Provinsi Sumsel H Zulkarnain, S.E., M.M dengan didampingi Pelaksana Tugas (PLT) Kepala Biro (Karo) Umum dan Perlengkapan Setda Provinsi Sumsel Dr Darmayanti, S.E., M.M menghadiri dan membuka rapat persiapan pembentukan panitia pelaksana dalam rangka Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) ke 80 tahun pada tahun 2025.

Turut hadir didalam kegiatan ini perwakilan dari BPKAD Provinsi Sumsel, Perwakilan Kesbangpol Provinsi Sumsel, Perwakilan Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Provinsi Sumsel, Perwakilan Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Sumsel, Perwakilan Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Sumsel, Perwakilan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Sumsel dan undangan lainnya sesuai dari Biro Umum dan Perlengkapan Setda Provinsi Sumsel, dan kegiatan ini sendiri dipusatkan di ruang rapat bina praja, kantor Gubernur Sumsel, Rabu (18/6/2025).

Asisten III Bidang Administrasi dan Umum Setda Provinsi Sumsel H Zulkarnain, mengatakan pelaksanaan kepanitiaannya dipimpin dari Tentara Nasional (TNI), dan kemungkinan tahun sebagai pelaksanaan di Kepolisian Republik Indonesia (Polri) gantian.

Tahun lalau, sambungnya, hanya Penjabat Gubernur Sumsel, tidak ada Wakil, Penjabat Wakil Gubernur Sumsel. Di mana pada saat upacara bendera merah putih 17 Agustus tahun 2024 kenaikan bendera merah putih itu dipimpin oleh Penjabat Gubernur Sumsel, serta penurunan bendera merah putih dipimpin oleh Pangdam II Sriwijaya.

“Ini kemunginan kita sepakati nanti untuk kenaikan bendera merah putih Gubernur Sumsel H Herman Deru, dan penurunan bendera merah putih Wakil Gubernur Sumsel H Cik Ujang,” ujarnya.

Kemudian, panitia pelaksanaannya nanti yang menjadi pemimpinnya nanti dari Kepolisian, kemudian untuk komandan upacaranya nanti disepakati pada kenaikan misalnya Kepolisian, dan penurunan dari TNI misalnya. Tapi jika disebutkan juga ada cadangannya nanti, supaya nanti kalau berhalangan tetap ada yang melaksanakannya.

Acara kegiatan ini dimulai pada tanggal 10 Agustus 2025 yaitu jalan santai di kantor Gubernur Sumsel dari jam 07.00 WIB sampai dengan selesai. Habis itu ada kegiatan perlombaan-perlombaan tradisional sebagai untuk memeriahkan HUT ke 80 Kemerdekaan RI tahun 2025.

“Pada tanggal 14 Agustus 2025 ada kegiatan pemberian Satya Lencana Karya Satya di Griya Agung, ini menyesuaikan dari kegiatan di pusat instruksi dari pusat, serta pengukuhan Paskibraka Provinsi Sumsel di Griya Agung, dan ini juga menyesuaikan dari pusat. Tanggal 16 Agustus 2025 ini didiskusikan apakah sesuai aturan, apakah harus jam , tinggal nanti dari masukan-masukan bapak-bapak dari TNI/Polri bagaimana aturannya, apakah harus 00.00 atau kah tidak harus jam 00.00 WIB misalnya,” ujarnya.

Tanggal 17 Agustus 2025 upacara peringatan detik-detik Kemerdekaan RI di Griya Agung jam 09.00 WIB, Upacara Pemberian Remisi di Lembaga Pemasyarakatan Perempuan, dan upacara penurunan bendera merah putih.

“Selain itu juga pada tanggal 18 Agustus 2025 ramah tamah bersama Gubernur Sumsel jam 09.00 WIB. Dimana untuk komposisnya sendiri yakni untuk Forkopimda sebanyak 5 persen, ketua Tokoh Masyarakat, ketua Lembaga Vertikal sebanyak 15 persen, tamu undangan, petinggi TNI/Polri sebanyak 35 persen, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), Eselon II, dan Eselon III sebanyak 45 persen,” katanya.

Menurut PLT Karo Umum dan Perlengkapan Setda Provinsi Sumsel Dr Darmayanti, S.E., M.M, kemarin kita punya Penjabat Gubernur Sumsel, dan jika itu akan mempengaruhi siapa irup pada pagi hari, dan sore hari, dan tentunya itu juga menjadi pemikiran kita atau menjadi masukan bagi kita semua, bahwa adanya dinamika itu juga harus perlu kita perhatikan.

Mungkin kita ada seksi penggantian itu juga harus disiapkan, jadi acara ini memang setiap tahun kita seelenggarakan, tapi alangkah baiknya, meskipun ini setiap tahunnya ibaratnya itu cinta bapak/ibu di “rumah” dengan pasangan masing-masing itu apakah berkurang, tidak kan, harus ditambah.

“Begitu juga untuk acara kenegaraan ini, walaupun diselenggarakan tiap tahun, begitu-begitu saja acaranya, tapi kiranya tanamkan disini rasa kebangsaannya itu yang terpenting. Jadi khidmatnya acara ini adalah menanamkan semangat kebangsaan dari kita masing-masing, kesadaran kita masing-masing, dan untuk kecintaan ke tanah air kita,” ucapnya.

Masih dilanjutkannya, mungkin kalau ada masukan termasuk dari skenario lalu lintas, pengaturan parkir dan usulan-usulan daripada anggota yang dipergunakan ini akan membuat acara ini lebih mampu dirasakan. Jangan sampai sudah mendekati hari H, bapak/ibu baru menyampaikan jumlah personilnya yang dipergunakan, skenario daripada aturannya, dan penempatannya

Memang kita ada rangkaian rapat lagi, tapi kalau bisa, rapat jangan menghasilkan rapat-rapat yang bertele-tele, kalau bisa satu kali tapi pasti. Tapi ini tidak mungkin satu kali, karena kami menunggu masih mungkin dari pengaturan tata laksana upacara itu perlu di setting kembali sesuai dengan dari pusat.

“Selain itu juga, logo-logo HUT Kemerdekaan RI ini belum juga kita dapatkan dari pusat, ini tentunya harus mengikuti juga alur dari pusat. Untuk itu, kiranya dinamika-dinamika yang akan terjadi itu kita antisipasi, dan kita lakukan monitoring bersama agar khidmat acara ini bisa dirasakan,” imbuhnya. (***)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *