500 Para Santri Diharapkan Menjadi Duta Uang Rupiah, Ini Pesan Moril yang Disampaikan

Palembang, OGAN ILIR TV,- Anggota Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), H Achmad Hafisz Tohir bersama dengan Pemerintah provinsi (pemprov) Sumatera Selatan (Sumsel) diwakili oleh Asisten II bidang Ekonomi, Keuangan, dan Pembangunan Sekretariat Daerah (Setda) provinsi Sumsel Ir H Darma Budhy menghadiri kegiatan Semarak Rupiah Ramadhan dan Berkah Idul Fitri (SERAMBI) yang diselenggarakan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia provinsi Sumsel.

Adapun tema kegiatan kali ini yakni Gerakan santri cinta Rupiah Se Sumsel edukasi Qris kepada santri. Dimana kegiatan ini sendiri dipusatkan di aula pondok pesantren Aulia Cendekia Palembang, Sabtu (1/4).

Anggota Komisi XI DPR RI Ir H Achmad Hafidz Tohir mengatakan, semua sepakat Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) jaga sekuat tenaga ditangan para santri, santriwati ini dan Rupiah adalah mata uangnya NKRI tidak ada yang lain, mata uang yang Rupiah.

“Artinya sama ketika kita menjaga bangsa ini, maka kita juga harus menjaga rupiah ini. Karena dia merupakan bagian daripada NKRI, sehingga kita wajib untuk bersama-sama menjaga rupiah kita,” ujarnya.

Ia memahami rupiah juga merupakan perwujudan kemampuan dalam kaitan dengan peredaran uang palsu, dan juga stabilitas ekonomi, serta juga fungsinya sebagai alat untuk menyimpan nilai kemampuan.

“Sehingga kita harus memahami 3 hal ini dalam Rupiah ini, yang pertama yaitu paham terhadap transaksi, kita harus mengetahui bagaimana bertransaksi dalam Rupiah ini,” ungkapnya.

Sementara itu, Asisten II Setda Sumsel Ir H Darma Budhy dalam sambutannya mengatakan kegiatan SERAMBI ini adalah tujuan untuk menanamkan kepada para santri dan santriwati agar lebih mencintai rupiah.

“Dimana rupiah adalah simbol kedaulatan negara, dan cinta bangga, dan paham kepada Rupiah adalah bentuk cinta kita kepada Tanah Air Cinta Rupiah dapat ditunjukkan dengan mengenalinya, merawatnya, dan menjaga Rupiah, sehingga Rupiah itu adalah sebagai satu-satunya alat pembayaran bangsa di Republik ini yakni NKRI,” katanya.

Dilanjutkannya, ada lima yang tidak boleh dilakukan, yaitu jangan melipat uang rupiah tersebut, jangan meremasnya, jangan mencoret-coret, jangan dibasahi, dan terakhir jangan di Staples (necis).

“Karena didalam uang Rupiah terdapat gambar pahlawan kita, terdapat pemandangan, dan terdapat kebudayaan Indonesia yang harus kita lestarikan bersama sebagai perhatian Republik Indonesia,” imbuhnya

Ditempat terpisah, Deputi Kepala Bank Indonesia Bidang Sistem Pembayaran dan Manajemen Intern Bank Indonesia, Joni Marsius, berharap para santri itu bisa menjelaskan uang rupiah dengan filosofi kepada masyarakat.

“Bahwa uang sebagai pemersatu bangsa, bahwa itu adalah kesepakatan para raja-raja, para Kesultanan-kesultanan untuk membentuk suatu mata uang disebut dengan Rupiah, jadi itu kesatuan bangsa kita,” bebernya.

Ditambahkannya, mudah-mudahan acara yang membekali 500 para santri bisa menjadi duta Rupiah di masa yang akan datang.

“Kebetulan untuk acara hari ini merupakan kegiatan yang pertama, setiap tahun tema yang diangkat berubah setiap tahun, dimana tahun ini temanya SERAMBI,” jelasnya. (ton)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *