Audiensi Pemprov Sumsel dan PIM, Bahas Perayaan Kebaya Nasional 2025

Palembang.- Persiapan menjelang Hari Kebaya Nasional 2025 di Sumatera Selatan terus dimatangkan. Pemerintah Provinsi Sumsel bersama organisasi Perempuan Indonesia Maju (PIM) Sumsel telah melakukan audiensi untuk membahas teknis pelaksanaan acara yang dijadwalkan berlangsung pada 20 Juli 2025 di Griya Agung, Palembang.

Dalam pertemuan yang berlangsung di Ruang Rapat DP KORPRI pada Rabu, 25 Juni 2025, Sekretaris Daerah Provinsi Sumsel, Drs H Edward Candra MH, menyambut langsung jajaran pengurus PIM Sumsel.

Pertemuan ini menjadi wadah untuk menyelaraskan konsep acara dan memastikan seluruh pihak terlibat memiliki peran masing-masing dalam menyukseskan kegiatan.

Edward menyatakan dukungannya terhadap inisiatif PIM yang dinilai membawa angin segar dalam memperkuat kegiatan sosial dan budaya di tengah masyarakat.

Acara Hari Kebaya Nasional 2025 di Palembang tak hanya akan diisi dengan peragaan busana, tetapi juga berbagai pertunjukan seni yang menampilkan keberagaman budaya lokal.

“Ini bentuk sinergi positif antara pemerintah dan organisasi masyarakat. Kita sambut baik gagasan ini, dan Pemprov Sumsel siap menjadi mitra aktif dalam menyukseskan acara Hari Kebaya Nasional,” ujar Edward.

Ia juga menegaskan bahwa Pemprov siap menyediakan fasilitas dan dukungan teknis yang dibutuhkan agar perayaan berjalan lancar, meriah, dan berdampak luas pada masyarakat.

Menurut Edward, acara budaya seperti ini perlu dikelola secara profesional dan inklusif agar menarik minat publik dan memberikan ruang promosi bagi potensi lokal, termasuk UMKM dan seniman tradisional.

PIM Sumsel sebagai penggagas kegiatan menyampaikan bahwa Hari Kebaya Nasional akan dikemas secara elegan namun tetap inklusif, dengan melibatkan berbagai unsur masyarakat dari seluruh kabupaten/kota di Sumsel.

Ketua PIM Sumsel Hj. Helen Ganefo mengatakan bahwa peringatan ini bukan hanya untuk merayakan kebaya sebagai warisan budaya, tetapi juga memperkuat solidaritas antar perempuan serta memperluas jaringan kerjasama budaya.

PIM juga menyiapkan berbagai program pendukung, seperti pelatihan membuat kebaya, lomba desain kebaya modern, serta talkshow mengenai sejarah dan filosofi kebaya di Nusantara.

Edward berharap agar sinergi ini menjadi contoh kolaborasi yang produktif antara pemerintah dan masyarakat sipil dalam merawat kekayaan budaya Indonesia.

Audiensi turut dihadiri tokoh-tokoh perempuan Sumsel seperti Dr. Siti Mirza Nuria, Yunisyah Aji Putri, Junaini Khoiriah, Hj. Eli Yanti, Hatoyah Sarina, dan Ketua Panitia Hj. Ritawati.

Dengan kolaborasi ini, Hari Kebaya Nasional di Griya Agung diharapkan menjadi perayaan budaya yang bukan hanya megah secara tampilan, tetapi juga menyentuh hati masyarakat dan memperkuat kecintaan pada warisan leluhur. (***)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *